Susunan tugas dan tanggung jawab supervisor produksi garment di industri garment
Di lapangan kerja masing-masing staf, termasuk supervisor line memiliki sejumlah tanggung jawab dalam menunaikan pekerjaannya. Performent supervisor dapat diukur atau dinilai berdasarkan kemampuan dalam menyelesaikan susunan tugas dan tanggung jawab di wilayah yang sudah di tetapkan oleh menejemen untuk mereka.Istilah untuk wilayah tanggung jawab yang sudah di tetapkan ini di sebut sebagai Key Responsibility Areas(KRA). Sekarang saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan KRA umum dari supervisor line?
KRA pengawas produksi sangat bervariasi tergantung pada struktur organisasi. Di beberapa pabrik garmen yang masih kurang terorganisir dan masih belum memiliki departemen teknik industri (IE) yang membantu pengawas produksi dalam persiapan produksi, seperti analisis garmen, membuat tata letak line(lay out)kebutuhan tenaga kerja dan perhitungan target dll ,sehingga semua pekerjaan tersebut masih dibebankan kepada supervisor produksi garment,namun di pabrik garment besar dan modern biasanya
telah menyiapkan persiapan produksi di departemen teknik industri Oleh IEs(Industrial Enginers). Sehingga tanggung jawab Supervisor akan banyak berkurang.
Pada artikel ini, saya akan menjelaskan tanggung jawab pekerjaan yang paling umum dari supervisor line. Daftar ini dibuat mengingat kurangnya peran dari departemen Teknik Industri di pabrik.
Bidang tanggung jawab utama seorang supervisor line adalah sebagai berikut
1. Disiplin di Lapangan:
Disiplin di lapangan kerja sangat penting untuk menciptakan budaya kerja yang baik di perusahaan. Seperti starting line on time di pagi hari, matikan mesin jahit saat tidak ada pekerjaan atau operator yang tidak ada di mesin. Operator mungkin tidak sadar bagaimana berperilaku di lapangan produksi . Supervisor bertanggung jawab untuk melatih hal tersebut kepada operator dan helper. Misalnya, operator harus menjaga lantai tetap bersih, menjaga asesoris di tempat yang ditentukan, dan sebaiknya tidak berbicara dengan operator lain selama jam kerja.
2. Style Analysis:
Merupakan tugas penting bagi supervisor untuk menyiapkan sampel style yang akan dimuat di linenya dan menganalisis detail konstruksi garmen dan operasi. Supervisor harus benar-benar mengerti apa yang harus dilakukan. Jika ada hal yang membingunkan, dia harus menghubungi merchandiser dan mendapatkan klarifikasi. Persyaratan kualitas bisa didiskusikan dengan tim QC atau merchandiser. Meskipun hal ini dibahas dan diklarifikasi dalam PP meeting(rapat Pra-Produksi), banyak hal yang semuanya mungkin tidak tercakup dalam pertemuan tersebut. Memeriksa apakah semua trim yang perlu dibawa dari gudang sebelum memulai lay out .
3.Line Setting:
Dalam pengaturan line supervisor menyusun mesin dan mngatur mesin berdasarkan kegunaan operasi proses garment.Dalam hal ini supervisor memilih operator yang paling sesuai dari operator yang tersedia untuk setiap operasi. Supervisor mengajarkan cara melakukan pekerjaan (meliputi proses menjahit ,menggambar dll) duduk di mesin dan menginstruksikan kepadanya bagaimana melakukan operasi pada bagian pertama dst.
4. Seleksi Mesin:
Mesin dan peralatan jahit apa yang harus digunakan untuk style yang akan dikerjakan dan berapa banyak mesin yang harus dialokasikan untuk operasi tertentu diputuskan oleh supervisor line. Tidak seperti tehnik industri(IE), supervisor tidak dapat merencanakan persyaratan mesin terlebih dahulu namun mereka melakukannya berdasarkan kebutuhan aktual untuk memenuhi target produksi harian.
5. Line Balancing dan kontrol WIP(work in proses) :
Meratakan beban kerja sepanjang jalur line produksi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas produksi. Tidak boleh ada line yang memiliki kelebihan beban kerja dalam proses sebagai persediaan(
Bottle neck).
Baca juga mengenai
line balancing.
6. Training Operator: Meskipun perusahaan mendirikan pusat pelatihan untuk menjahit pelatihan operator atau hanya mempekerjakan operator berpengalaman, supervisor perlu melatih operator tidak terampil dalam pekerjaan itu. Sementara operator peserta pelatihan dialokasikan untuk operasi dan operator peserta pelatihan tidak yakin bagaimana melakukan pekerjaan itu atau ragu untuk mengikuti metode operasi, supervisor ' Tanggung jawab adalah untuk membimbing dan menginstruksikan mereka metode yang benar untuk melakukan operasi itu.
7 . Meeting Target Production:
Pengawas line diberikan target produksi setiap hari berdasarkan sumber daya yang tersedia dalam satu line(mesin dan tenaga kerja). Supervisor bertanggung jawab untuk menghasilkan jumlah target pada akhir jam kerja. Untuk memenuhi target tersebut, supervisor perlu memantau kecepatan kerja operator, loading kerja, waktu hilang /lost time dll.Selalu ada banyak alasan ketika terjadi hasil produksi rendah.Oleh karena itu supervisor perlu mencari cara untuk mencapai target produksi harian.
8. Kualitas Stitching:
Kualitas garmen berasal dari operator menjahit. Meskipun pabrik melibatkan QC di sewing untuk mengendalikan kualitas jahitan, supervisor line bertanggung jawab untuk menghasilkan garment dengan kualitas terbaik. Supervisor perlu mempertahankan persentase cacat atau tingkat Difect yang rendah.
Tugas dan susunan tanggung jawab supervisor tersebut di atas tidaklah mutlak di setiap pabrik garment .Mungkin ada yang lebih dan ada yang kurang.Hal tersebut adalah kewenangan menejemen untuk menambah atau mengurangi tugas supervisor.